Pages

Sabtu, 27 November 2010

Indonesia kehilangan anak JENIUS

Sungguh malang sekali nasib orang-orang pintar di Indonesia…
Coba aja simak salah 1 cerita lagi mengenai nasib orang pintar seperti diberitakan di harian Tempo, 23 Mei 2010
Menjadi jawara Olimpiade Fisika di tingkat Asia rupanya tak otomatis bisa menikmati beasiswa untuk kuliah di perguruan tinggi terbaik di negeri ini. Pengalaman getir pada tahun lalu itu dialami Hendra Kwee, 30 tahun. Sebagai pembina di Yayasan Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI), ia bermaksud membantu anak asuhannya agar bisa mendapatkan beasiswa di Institut Teknologi Bandung.
Namun Hendra hanya bisa terbengong-bengong ketika seorang pejabat Kementerian Pendidikan Nasional meminta agar si pelajar itu kuliah dulu, baru kemudian mengajukan beasiswa. “Kemampuan anak-anak jenius ini sungguh tak dihargai,” kata doktor fisika dari College of William and Mary, Virginia, Amerika Serikat, itu saat ditemui di kantor Yayasan TOFI, Rabu lalu.

Zerizal Nanda Mardani

Siapa yang tidak mengenal Zefrizal, anak daerah jenius ini tak hanya sekali melambungkan sang merah putih di kancah dunia. Simak secercah kisah tentang Zef berikut ini

2 bocah peraih mimpi

Berawal dari kecintaannya kepada sang adik Hania Pracika Rosmansyah (6), Fahma Waluya Rosmansyah (12) membuat aplikasi. Beberapa aplikasi edukasi dibuatnya untuk membantu adiknya belajar.
Usianya memang masih belia. Tapi karya mereka telah mendunia. Keduanya sukses menjadi juara dalam ajang 10th Asia Pacific Information and Communication Technology Award (APICTA) 2010 untuk kategori Secondary Student Project, yang diselenggarakan di Malaysia, 12-16 Oktober silam.